UNHAN RI: AI Bukan Pengganti Nalar Akademik dalam Publikasi Ilmiah

Jakarta, 10/12/2025— Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) menegaskan bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan dalam penulisan jurnal ilmiah tidak dapat menggantikan nalar akademik dan tanggung jawab keilmuan peneliti. Teknologi diposisikan sebagai alat bantu yang harus digunakan secara terbatas, terkendali, dan tetap berlandaskan integritas akademik.

Penegasan tersebut mengemuka dalam kegiatan Sosialisasi Penyusunan Jurnal Terindeks Scopus dan Pemanfaatan ChatGPT yang diselenggarakan UNHAN RI dan diikuti oleh sekitar 80 peserta, di Aula Merah Putih, baik secara *luring maupun daring*. Kegiatan sosialisasi menjadi bagian penting sebagai upaya UNHAN RI merespons perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang semakin masif dalam dunia riset dan publikasi ilmiah.

Wakil Rektor UNHAN RI, Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, menekankan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh menggeser prinsip dasar keilmuan. Menurutnya, integritas akademik harus tetap menjadi fondasi utama dalam setiap karya ilmiah yang dihasilkan oleh dosen dan peneliti.

“Kecerdasan buatan merupakan alat bantu dalam proses akademik, bukan pengganti kapasitas intelektual. Penggunaan AI dalam penulisan ilmiah harus disertai kontrol akademik yang ketat agar kualitas dan integritas karya ilmiah tetap terjaga,” ujar Pak Warek 1.

Dalam sesi pemaparan materi, Caturida Meiwanto Doktoralina, yang dikenal sebagai Pak Catur, menyamlaikan bahwa kepercayaan penuh terhadap teknologi justru berpotensi melemahkan kualitas riset apabila tidak diimbangi dengan penguasaan maksud isu/fenomena yang dikedepankan dan kekuatan metodologi dan nalar akademik. Ia menekankan bahwa penggunaan AI dalam riset ilmiah tidak dapat dilakukan secara bebas.

“AI tidak dapat dipercaya sepenuhnya dalam proses riset ilmiah. Penggunaannya hanya dapat dilakukan secara terbatas dan terkontrol, khususnya pada bagian Metode, Hasil dan Pembahasan, serta Kesimpulan. Substansi ilmiah, argumentasi teoritis, dan interpretasi temuan tetap menjadi tanggung jawab penuh penulis,” kata *Caturida Meiwanto Doktoralina*.

Sebagai Tenaga Profesional Bidang Ekonomi di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) sekaligus Dekan Fakultas Bisnis Universitas Dian Nusantara, Jakarta, Caturida juga menyoroti peran strategis dosen sebagai penjaga mutu akademik di era digital. Ia menegaskan bahwa pemanfaatan AI tidak boleh mengaburkan penguasaan ilmu dasar penulisan ilmiah dan standar akademik.

“Walaupun teknologi dimanfaatkan, dosen tetap wajib melakukan kontrol akademik. Penulisan ilmiah memiliki kaidah, nada akademik, serta standar keilmuan yang berbeda dari komunikasi populer. Kepatutan, validitas, dan reliabilitas hasil riset tidak dapat ditawar. Bahkan jika mengacu terhadap Rencana Induk Riset Nasional, perlu ditajamkan riset riset dosen dan mahasiswa dengan keunikan daerah dan visi misi kampusnya. Negara perlu riset yang implementatif, tidak sampai kesimlulan saran, tetapi apa, siapa berbuat apa perlu ditajamkan,” lanjutnya.

Kegiatan ini juga menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap *Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 39 Tahun 2021 tentang Integritas Akademik dalam Menghasilkan Karya Ilmiah. Regulasi tersebut menekankan nilai kejujuran, tanggung jawab, dan akuntabilitas, serta melarang praktik fabrikasi, falsifikasi data, plagiarisme, kepengarangan tidak sah, dan konflik kepentingan dalam karya ilmiah.

Selain membahas etika pemanfaatan AI, sosialisasi ini turut membekali peserta dengan pemahaman mengenai strategi penyusunan artikel ilmiah terindeks Scopus, pemilihan jurnal bereputasi, serta upaya menghindari jurnal predator. Diskusi berlangsung interaktif dan diarahkan pada praktik penulisan ilmiah yang memenuhi standar internasional tanpa mengabaikan integritas akademik.

Pada bagian akhir kegiatan, UNHAN RI menegaskan bahwa penguatan *sumber daya manusia unggul melalui literasi AI yang bertanggung jawab sejalan dengan Asta Cita pembangunan nasional. Pendekatan pengembangan riset juga perlu mempertimbangkan karakteristik setiap daerah berdasarkan kerangka Asta Gatra, sehingga keunggulan nasional dibangun dari kekuatan dan kekhasan wilayah.

Melalui kegiatan ini, UNHAN RI menegaskan komitmennya untuk mendorong adaptasi teknologi secara bertanggung jawab, menjaga integritas akademik, serta memperkuat kontribusi pendidikan tinggi terhadap ketahanan nasional.

Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat penghargaan oleh Kepala Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Unhan RI, Marsekal Muda TNI Ir. Wajariman, M.Sc. kepada narasumber, dan dilanjutkan dengan foto bersama.

Cari Blog Ini

© Copyright 2022 - LENTERA NASIONAL