Perempuan tua berusia 73 Tahun tersebut terpaksa harus tinggal di rumah "reyot" lantaran tidak memiliki kemapuan finansial. Ia mengaku sudah hampir empat puluh tahun tinggal di rumah panggung tersebut.
Tampak jelas rumahnya berdinding anyaman bambu dan berlantai kayu dari batang pinang itupun sudah lapuk dimakan usia.
Tampak jelas rumahnya berdinding anyaman bambu dan berlantai kayu dari batang pinang itupun sudah lapuk dimakan usia.
Sementara di bagian dapur hanya ditutup dengan anyaman dari daun kelapa yang sudah tampak bolong.
Bangunan rumah tanpa kamar tidur yang berukuran kurang lebih 6x4 meter tersebut kini sudah terlihat miring. Posisi kamar mandi terpisah berada di bagian belakang rumah dan dindingnya pun hanya berbatas plastik terpal yang juga sudah usang serta berlubang.
Bangunan rumah tanpa kamar tidur yang berukuran kurang lebih 6x4 meter tersebut kini sudah terlihat miring. Posisi kamar mandi terpisah berada di bagian belakang rumah dan dindingnya pun hanya berbatas plastik terpal yang juga sudah usang serta berlubang.
Mirisnya lagi aku Nek Ramlah, untuk "buang hajat" terpaksa dilakukan di semak belukar yang berada di belakang rumah karena juga tidak ada WC.
Setiap malam ia mengaku tidak bisa tidur nyenyak, terutama bila hujan turun. Pasalnya rumah yang dia huni sering tiris lantaran atap daun pelepah rumbia sudah bolong dan sebagian sudah di tambal dengan menggunakan karung beras dan kardus bekas.
Setiap malam ia mengaku tidak bisa tidur nyenyak, terutama bila hujan turun. Pasalnya rumah yang dia huni sering tiris lantaran atap daun pelepah rumbia sudah bolong dan sebagian sudah di tambal dengan menggunakan karung beras dan kardus bekas.
"Ketika hujan, saya harus mempersiapkan ember, agar air yang masuk ke dalam rumahnya tidak menyebar ke seluruh ruangan," ungkap Ramlah.
Nek Ramlah telah dikarunia dua orang anak, yang pertama adalah Muktar Abu Bakar, namun dalam kondisi kesehatan tidak begitu baik karena matanya rabun berat sehingga sulit untuk melihat.
Nek Ramlah telah dikarunia dua orang anak, yang pertama adalah Muktar Abu Bakar, namun dalam kondisi kesehatan tidak begitu baik karena matanya rabun berat sehingga sulit untuk melihat.
Sementara anaknya yang kedua adalah Raida Binti Abu Bakar yang hingga kini setia menemani Nek Ramlah tinggal bersama dengan segala kekurangan yang ada.
Berada jauh dari kata mapan, untuk bertahan hidup Nek Ramlah menjadi tukang urut serta pengrajin sapu lidi. Pekerjaan seperti itu telah Ia geluti sejak puluhan tahun silam.
Berada jauh dari kata mapan, untuk bertahan hidup Nek Ramlah menjadi tukang urut serta pengrajin sapu lidi. Pekerjaan seperti itu telah Ia geluti sejak puluhan tahun silam.
"Saya hanya mampu untuk beli beras dari hasil kuli sementara untuk lauk lainnya hanya sesekali dapat terpenuhi dari hasil menjadi tukang urut," ujar Nek Ramlah.
Kepada awak media Nek Ramlah mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun.
Kepada awak media Nek Ramlah mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun.
Pemerintah Gampong Lhok Gajah sebenarnya pernah menawarkan bantuan namun di tolak Nek Ramlah, alasan penolakan karena bantuan yang di berikan hanya rehab atap saja.
"Saya tolak karena saya tidak punya uang untuk memperbaiki bagian rumah lainnya, rumah saya posisinya saja sudah miring, kalau atap saja yang di perbaiki saya khawatir rumah akan roboh," ungkap Nek Ramlah sambil menyeka air mata.
Nek renta tersebut sangat berharap kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk membantu membangun rumah layak huni untuk dirinya karena tidak ada tempat lain untuknya mengadu. Dia sangat berharap agar keinginannya terkabul disisa hidupnya.
Akankah keinginan dan harapan Nek Ramlah terkabul ?. Semoga Pemerintah Kabupaten Aceh Utara adalah solusinya.(Rel)
Nek renta tersebut sangat berharap kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk membantu membangun rumah layak huni untuk dirinya karena tidak ada tempat lain untuknya mengadu. Dia sangat berharap agar keinginannya terkabul disisa hidupnya.
Akankah keinginan dan harapan Nek Ramlah terkabul ?. Semoga Pemerintah Kabupaten Aceh Utara adalah solusinya.(Rel)
Social Header