![]() |
| Sejumlah generasi muda melakukan aksi-aksi konservasi mangrove di Mangrove Park Lampulo (MPL), Kota Banda Aceh (30/11). |
BANDA ACEH - Natural Aceh bekerja sama dengan Yayasan KEHATI (Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia) melaksanakan kegiatan rehabilitasi mangrove dan edukasi lingkungan di pesisir Lampulo, tepatnya di Mangrove Park Lampulo (MPL), Kota Banda Aceh.
Kegiatan yang berlangsung Kamis (20/11/2025) tersebut turut didampingi oleh Pemangku (Pemuda Peduli Mangrove Kutaraja) sebagai komunitas lokal yang aktif dalam konservasi pesisir dan pengelolaan kawasan MPL.
Taufik Alamsyah, Program Manager Kelautan Yayasan KEHATI sekaligus narasumber kegiatan, mengatakan bahwa rehabilitasi mangrove memiliki nilai penting bagi upaya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan pesisir.
Menurutnya, ekosistem mangrove merupakan salah satu penyerap karbon paling efektif serta menjadi benteng alami terhadap abrasi dan gelombang ekstrem.
Lebih lanjut dikatakan, program ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif untuk memperkuat ketahanan ekosistem pesisir, menghadapi dampak perubahan iklim, serta meningkatkan peran generasi muda dalam pelestarian lingkungan.
"Kegiatan ini merupakan langkah nyata yang harus terus diperkuat. Rehabilitasi mangrove bukan sekadar penghijauan, tetapi bagian dari solusi penting untuk mencegah dampak perubahan iklim yang semakin terasa," ujar Taufik Alamsyah.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam aksi-aksi konservasi.
"Keterlibatan peserta muda hari ini adalah investasi jangka panjang bagi lingkungan. Mereka tidak hanya menanam bibit mangrove, tetapi juga menanam kepedulian dan komitmen yang akan sangat dibutuhkan untuk menjaga bumi ke depan," tambah Dia.
Kegiatan diawali dengan sesi pengarahan terkait ekologi mangrove, peran ekologisnya, serta metode penanaman yang benar.
Setelah itu, peserta mengambil bibit mangrove dan bergerak menuju lokasi penanaman yang telah ditentukan. Di area tersebut, proses penanaman dilakukan dengan pendampingan teknis dari Natural Aceh, Yayasan KEHATI, serta Pemangku sebagai komunitas pengelola lokal di MPL.
Para peserta menerima bimbingan mengenai penentuan titik tanam, teknik penanaman, dan cara memastikan bibit dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan pesisir.
Seluruh peserta kegiatan merupakan tim Natural Aceh dari berbagai divisi dan unit kerja. Antusiasme terlihat dari kesungguhan mereka memastikan setiap bibit tertanam dengan tepat.
Ketua Pemangku MPL, Surya Darma, memberi apresiasi atas kolaborasi ini karena membawa perkembangan positif bagi kawasan MPL.
"Kerjasama ini telah meningkatkan fasilitas yang ada di kawasan MPL dan sangat menunjang kegiatan dari Pemangku," ujar Surya Darma.
Natural Aceh dan Yayasan KEHATI berharap kegiatan ini memberikan dampak jangka panjang bagi pemulihan ekosistem pesisir Lampulo, serta dapat meningkatkan keanekaragaman hayati, memperkuat perlindungan alami terhadap abrasi.
"Aksi ini tidak boleh berhenti pada satu kegiatan. Perlu ada pemantauan, edukasi berkelanjutan, dan kolaborasi yang lebih luas agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat," tutup Taufik Alamsyah.
Dengan demikian diharapkan dapat memperkuat program rehabilitasi lingkungan serta memperluas kolaborasi lintas pihak demi mewujudkan pesisir Aceh yang lebih sehat, tangguh, dan berkelanjutan serta mengurangi emisi karbon seiring dengan pertumbuhan mangrove ke depannya.








Social Header