![]() |
Bupati Bireuen Mukhlis, ST memberi keterangan pers di sela launching Museum Perjuangan Bireuen (8/10). |
BIREUEN – Pemerintah Kabupaten Bireuen resmi meluncurkan Museum Perjuangan Bireuen sebagai salah satu tonggak penting dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya daerah.
Peresmian berlangsung khidmat pada Rabu, 8 Oktober 2025, bertepatan dengan momentum menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Bireuen ke-26.
Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Bina SDM, Lembaga, dan Pranata Kebudayaan Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Bupati Bireuen, unsur Forkopimda, Pimpinan dan Anggota DPRK Bireuen, Pj Sekda, Ketua MPU, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Aceh, Kakan Kemenag, serta para pejabat tinggi pratama dan administrator di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen.
Dalam sambutannya, Bupati Bireuen Mukhlis, ST, menyampaikan rasa bangga dan haru atas peresmian tersebut. Ia menegaskan bahwa momen ini bukan sekadar peluncuran sebuah bangunan, melainkan upaya menghidupkan kembali jejak sejarah perjuangan bangsa yang berakar kuat di tanah juang Bireuen.
"Hari ini bukan hanya peresmian gedung, tapi kebangkitan semangat perjuangan yang pernah berdenyut di tanah Bireuen," ujar Bupati Mukhlis.
Menurutnya, bangunan yang kini menjadi Museum Perjuangan Bireuen pernah menjadi saksi sejarah penting. Di tempat inilah, Kolonel Husein Yusuf bersama para prajurit Divisi X Komando Resimen Sumatera berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bahkan, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, pernah menginap dan berdiskusi di lokasi bersejarah ini.
"Bangunan ini bukan sekadar tembok dan tiang kayu, melainkan saksi hidup dari keberanian, keteguhan, dan cinta tanah air," tambahnya.
Bupati juga menjelaskan bahwa revitalisasi bangunan tersebut dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan kurun waktu tahun 2023 hingga 2024.
Sebagai bentuk penghormatan, melalui Keputusan Bupati Nomor 400.6.2.2/304 Tahun 2025, bangunan yang dikenal sebagai Pendopo Bireuen resmi ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya.
"Penetapan ini bukan hanya upaya melindungi warisan fisik, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap semangat perjuangan yang menjadi identitas masyarakat Bireuen, Kota Juang," tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Mukhlis menuturkan bahwa Museum Perjuangan Bireuen diharapkan menjadi pusat pelestarian budaya berbasis sejarah serta sarana edukasi bagi masyarakat.
Pemerintah ingin menjadikannya tempat belajar tentang perjuangan bangsa, mengenal jati diri daerah, sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air bagi generasi muda.
Ia juga mengajak masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa, untuk mengunjungi museum tersebut bukan sekadar melihat koleksi benda bersejarah, tetapi juga menyerap nilai-nilai semangat perjuangan dari para pendahulu.
"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar nilai sejarah dan kebudayaan ini tidak hilang ditelan waktu. Jadikan museum ini bukan hanya tempat mengenang masa lalu, tetapi tempat menyalakan semangat masa depan," tutup Bupati Mukhlis.
Dengan peresmian Museum Perjuangan Bireuen, pemerintah daerah berharap muncul generasi muda Bireuen yang cerdas, berbudaya, dan berjiwa juang, sekaligus memperkuat posisi Bireuen sebagai daerah yang kaya akan sejarah perjuangan dan menjadikannya kebanggaan nasional.
Social Header