![]() |
Suasana acara Gerakan Cegah Stunting dan Gerakan Bumil Sehat di Pendopo Bupati Bireuen, (4/8). |
BIREUEN – Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK dan Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Bireuen menggelar Gerakan Cegah Stunting dan Gerakan Bumil Sehat di Pendopo Bupati Bireuen, Selasa (4/8/2025).
Kegiatan ini dirangkai dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 yang dihadiri sekitar 900 peserta, terdiri atas Forkopimda, OPD terkait, organisasi wanita, tenaga kesehatan, serta tokoh masyarakat dan agama.
Acara dibuka oleh Wakil Bupati Bireuen, H. Razuardi MT, mewakili Bupati Bireuen H. Mukhlis ST.
Acara dibuka oleh Wakil Bupati Bireuen, H. Razuardi MT, mewakili Bupati Bireuen H. Mukhlis ST.
Hadir pula Sekda, para asisten, Kadinkes dr Irwan A Gani, Kadis PK DR Muslim M.Si, Kepala SKPK, Direktur RSUD dr. Fauziah, Ketua TP PKK Bireuen, Ketua BKMT, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bireuen, Ketua Dharma Wanita Persatuan, dan sejumlah pimpinan organisasi dan Lembaga di Kabupaten Bireuen.
Kepala Dinas Kesehatan Bireuen, dr. Irwan A. Gani, menyampaikan bahwa gerakan ini merupakan langkah pemerintah bersama masyarakat untuk mencegah stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
Menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Bireuen mencapai 27,1%, turun 5,8% dibanding 2023 yang berada di angka 32,9%. Prevalensi wasting menurun dari 15,95% menjadi 14,7%, sedangkan underweight turun dari 31,9% menjadi 25,5%.
"Target penurunan stunting di Bireuen pada 2025 adalah 23,1%, dan pada 2045 ditargetkan hanya 3,8%. Untuk mencapainya, dibutuhkan komitmen dan dukungan semua pihak," ujar dr. Irwan.
Gerakan ini melibatkan berbagai elemen, termasuk pemerintah, dunia usaha, LSM, dan masyarakat umum.
Kepala Dinas Kesehatan Bireuen, dr. Irwan A. Gani, menyampaikan bahwa gerakan ini merupakan langkah pemerintah bersama masyarakat untuk mencegah stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
Menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Bireuen mencapai 27,1%, turun 5,8% dibanding 2023 yang berada di angka 32,9%. Prevalensi wasting menurun dari 15,95% menjadi 14,7%, sedangkan underweight turun dari 31,9% menjadi 25,5%.
"Target penurunan stunting di Bireuen pada 2025 adalah 23,1%, dan pada 2045 ditargetkan hanya 3,8%. Untuk mencapainya, dibutuhkan komitmen dan dukungan semua pihak," ujar dr. Irwan.
Gerakan ini melibatkan berbagai elemen, termasuk pemerintah, dunia usaha, LSM, dan masyarakat umum.
Kampanye dilakukan melalui media sosial, website, serta berbagai kegiatan publik untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Peringatan HKG PKK yang digelar setiap tahun menjadi momentum untuk mengapresiasi peran keluarga dalam pembangunan masyarakat.
Peringatan HKG PKK yang digelar setiap tahun menjadi momentum untuk mengapresiasi peran keluarga dalam pembangunan masyarakat.
Kegiatan ini diisi dengan lomba balita sehat, lomba kreasi apron, serta lomba bantal menyusui bertema khas Aceh Bungong Jeumpa.
Ketua TP PKK Bireuen, Sadriah S.K.M.,M.K.M, menegaskan bahwa HKG PKK bertujuan meningkatkan kreativitas dan motivasi kader PKK dalam melaksanakan program yang berfokus pada kesejahteraan keluarga.
Dengan adanya gerakan ini, pemerintah daerah berharap angka stunting di Bireuen dapat terus ditekan melalui edukasi gizi, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, serta pemberdayaan setiap keluarga di masyarakat.
Kegiatan Gerakan Cegah Stunting didanai dari DAK Nonfisik 2025 Dinas Kesehatan, sementara peringatan HKG PKK ke-53 menggunakan APBK Kabupaten Bireuen melalui PKK.
Acara ini menjadi simbol komitmen bersama untuk membangun keluarga sehat, anak tumbuh optimal, dan masa depan Bireuen yang lebih berkualitas.
Ketua TP PKK Bireuen, Sadriah S.K.M.,M.K.M, menegaskan bahwa HKG PKK bertujuan meningkatkan kreativitas dan motivasi kader PKK dalam melaksanakan program yang berfokus pada kesejahteraan keluarga.
Dengan adanya gerakan ini, pemerintah daerah berharap angka stunting di Bireuen dapat terus ditekan melalui edukasi gizi, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, serta pemberdayaan setiap keluarga di masyarakat.
Kegiatan Gerakan Cegah Stunting didanai dari DAK Nonfisik 2025 Dinas Kesehatan, sementara peringatan HKG PKK ke-53 menggunakan APBK Kabupaten Bireuen melalui PKK.
Acara ini menjadi simbol komitmen bersama untuk membangun keluarga sehat, anak tumbuh optimal, dan masa depan Bireuen yang lebih berkualitas.
Social Header