Banda Aceh – Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE, menegaskan pentingnya literasi keuangan syariah bagi generasi muda sebagai fondasi membangun perekonomian daerah yang selaras dengan penerapan syariat Islam. Hal itu disampaikannya dalam acara OJK Mengajar dan Sosialisasi Pasar Modal Syariah yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Jumat (3/10).
Dalam sambutannya, Fadhlullah menyampaikan apresiasi atas inisiatif OJK menghadirkan edukasi keuangan syariah ke kampus. Menurutnya, kegiatan ini relevan untuk mendukung arah pembangunan ekonomi Aceh.
“Kegiatan ini sangat penting, bukan hanya bagi kalangan akademisi, tetapi juga untuk memperkuat arah pembangunan ekonomi Aceh yang berbasis syariat Islam,” ujarnya.
Fadhlullah mengungkapkan, perkembangan ekonomi global menuntut generasi muda memiliki literasi keuangan yang memadai. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2024, indeks literasi keuangan nasional mencapai 65,43 persen, sementara inklusi keuangan 75,02 persen.
“Di Aceh, tren literasi keuangan syariah memang meningkat, namun perlu terus diperluas agar anak muda mampu mengambil keputusan finansial yang cerdas, sehat, dan sesuai prinsip syariah,” tegasnya.
Ia juga menyoroti program pencanangan 2.000 mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) berinvestasi di pasar modal syariah. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa akan melahirkan generasi muda Aceh yang cerdas, sekaligus mendukung terciptanya ekosistem keuangan sehat, penguatan UMKM, dan perluasan akses pembiayaan syariah.
Namun demikian, Fadhlullah mengingatkan tantangan yang dihadapi Aceh. Data BPS per Maret 2025 mencatat angka kemiskinan di Aceh mencapai 12,33 persen, sedangkan tingkat pengangguran terbuka berada di angka 4,76 persen.
“Angka ini jelas menjadi tantangan. Karena itu dibutuhkan inovasi dan kolaborasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujarnya.
Menurutnya, penguatan pasar modal syariah bisa menjadi salah satu jawaban untuk mendorong lahirnya lapangan kerja baru, memperluas permodalan bagi pelaku usaha, dan memperkokoh ekonomi lokal berbasis nilai Islam.
Sementara itu, Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan menambahkan, rendahnya literasi keuangan turut menjadi pemicu maraknya praktik merugikan seperti judi online dan investasi ilegal.
“Banyak masyarakat tergiur janji keuntungan besar tanpa memahami risiko, padahal kita punya pasar modal yang sehat dan legal, termasuk pasar modal syariah yang sesuai prinsip Islam,” jelasnya.
Marwan menyebut, literasi keuangan di kalangan usia 18–25 tahun masih berada pada kisaran 32 persen. Angka itu menunjukkan perlunya edukasi intensif.
“Kuliah umum hari ini menjadi momen penting untuk memberikan pemahaman, meningkatkan kewaspadaan, dan membangun pola pikir kritis generasi muda dalam pengambilan keputusan finansial,” tambahnya.
Acara turut menghadirkan kuliah umum bertema “Mewujudkan Generasi Cerdas Berinvestasi Melalui Pasar Modal Syariah” yang disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Jayadi.
Kegiatan OJK Mengajar ini juga menjadi bagian dari rangkaian Bulan Literasi Keuangan (BLK) yang berlangsung secara nasional. Program tersebut bertujuan memperluas kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan keuangan sehat, pemanfaatan instrumen investasi legal, serta kewaspadaan terhadap praktik investasi ilegal.
Social Header