Keuchik Disinyalir Manipulasi Pengelolaan Anggaran Gampong Kukue

Tangkapan layar papan informasi laporan pelaksanaan APBG Gampong Kukue, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, (9/7/2023).
Bireuen - Keuchik Gampong (Kepala Desa) Kukue, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, disinyalir oleh masyarakatnya telah melakukan manipulasi terhadap sejumlah kegiatan bersumber dari Anggaran Dana Gampong serta Dana Desa sejak Tahun Anggaran 2018 hingga 2022.

Seorang sumber media yang meminta tidak disebutkan identitasnya mengatakan bahwa Keuchik bersama sejumlah perangkatnya diduga terlibat dalam unsur 'korupsi' yang dilakukan secara terorganisir. Tindakan ini disebut telah dilakukan dengan rapi sejak beberapa tahun terakhir.

Beberapa sumber media yang melaporkan peristiwa ini mengungkapkan bahwa kepala desa tersebut diduga mengelola dana desa dengan cara yang tidak sesuai dengan perencanaan awal. Hal ini terlihat dari data realisasi anggaran yang ada.

Masyarakat setempat juga menyebut adanya pengelembungan harga yang dilakukan Keuchik dimaksud.

Lebih lanjut, sumber-sumber tersebut mengungkapkan bahwa beberapa kegiatan diduga telah digelembungkan harganya. Contohnya, pada tahun 2018, pembangunan jalan antar dusun dilaporkan tidak pernah dilaksanakan, alias hanya fiktif.

Selain itu, dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat miskin yang seharusnya diberikan kepada empat puluh (48) orang, hanya diterima oleh dua puluh (20) orang. Sisa dana BLT tersebut diduga dialihkan oleh Keuchik untuk pembangunan lumbung pangan di desa tersebut.

Selanjutnya, pada anggaran ketahanan pangan Gampong juga terdapat ketidaksesuaian dengan realisasi yang sebenarnya. Bahkan, diduga kuat bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan tidak sesuai dengan plot anggaran yang telah ditetapkan.

"Malah, dana anggaran ketahanan pangan digunakan untuk membeli dua ekor sapi yang kemudian disembelih dan dagingnya dibagikan pada hari 'Meugang', ditambah dengan sejumlah karung beras yang dibagikan kepada setiap kepala keluarga (KK) di desa setempat. Seharusnya dana untuk ketahanan pangan itu diperuntukkan secara khusus untuk sektor ketahanan pangan," ungkap sumber tersebut.

Ketika digelar rapat umum di dalam Meunasah Gampong setempat, masyarakat mempertanyakan mengapa kegiatan tersebut tidak dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan ketahanan pangan. Namun, Keuchik tidak memberikan penjelasan yang jelas. Hanya Keuchik dan aparat Gampong setempat yang mungkin mengetahui terkait penggunaan dana tersebut. Lanjut mereka.

Saat lenteranasional.com meninjau langsung ke lapangan di Desa Kukue dan menggali informasi dengan beberapa masyarakat Gampong setempat, mereka mengaku bahwa Keuchik sering mengelabui masyarakat.

Sementara itu, Keuchik Gampong Kukue, Kecamatan Peudada, bernama Azhar Bahruddin, yang dijumpai oleh awak media ini di sekitar ibu kota Kecamatan Peudada, menyangkal tuduhan tersebut.

Menurut Azhar, tudingan mengenai ketidaktransparansi dalam pengelolaan dana desa di bawah kepemimpinannya telah diselesaikan melalui musyawarah dan rapat bersama.

Dia berpendapat bahwa isu-isu tersebut disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadapnya, terutama ketika dia mencalonkan diri kembali sebagai Keuchik Gampong setempat untuk periode berikutnya.

"Semua isu tersebut, saya tahu siapa yang menyebarkannya kepada masyarakat. Semua ini hanya merupakan kepentingan politik mereka untuk mencegah pencalonan saya di masa depan," ujar Azhar, pernyataan yang didukung oleh ketua tuha Peut Muntasir. (Ismail)

Cari Blog Ini

© Copyright 2022 - LENTERA NASIONAL