![]() |
Foto: Komoditas Jernang Aceh (Ist). |
BIREUEN – Jernang asal Aceh kembali menjadi primadona di pasar internasional, terutama di Tiongkok, dengan harga jual yang melampaui Rp 200 ribu per kilogram.
Permintaan yang terus meningkat menjadikan komoditas ini sebagai salah satu produk unggulan ekspor dari Aceh.
Bahrul Fazah Puteh, seorang pengusaha hasil bumi asal Bireuen, mengungkapkan bahwa jernang Aceh saat ini tengah mendominasi pasar Tiongkok.
"Harga jernang mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Permintaannya sangat tinggi, terutama dari Tiongkok, yang semakin mengandalkan jernang Aceh karena kualitasnya yang unggul," ujarnya pada Selasa malam (4/3/2025).
Menurut Bahrul, dengan Tren ekspor yang terus meningkat menunjukkan kepercayaan pasar global terhadap kualitas komoditas ini menjadi sumber penghasilan penting bagi masyarakat Aceh dengan nilai ekonomi tinggi.
Secara historis, lanjut Dia, jernang telah menjadi salah satu komoditas andalan Aceh.
Selain digunakan dalam industri obat tradisional, getah merah dari buah jernang juga dimanfaatkan dalam produksi kosmetik dan pewarna alami.
Dengan demikian, sambung Bahrul yang juga Ketua APDESI Kabupaten Bireuen itu, para petani dan pengusaha di Aceh memiliki peluang besar untuk memperluas pasar ekspor, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Potensi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Kualitas dan pasokan jernang harus tetap dijaga agar Aceh terus menjadi pusat perdagangan komoditas unggulan," imbuh Bahrul.
Dinamika pasar global yang semakin kompetitif menuntut para pelaku usaha di Aceh untuk terus berinovasi dan menjaga standar kualitas.
Jika tren positif ini berlanjut, bukan tidak mungkin jernang Aceh akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai komoditas ekspor andalan di pasar internasional. Pungkasnya.
Social Header